HAYUKABOGOR.COM – Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh, artinya tubuh yang sehat tidak terlepas dari memiliki gigi dan mulutyang sehat. Oleh karena itu, untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan.
Gigi berlubang atau disebut karies ditandai dengan kerusakan struktur gigi sehingga menyebabkan terbentuknya lubang pada gigi. Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik.
Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang secara kolektif disebut Streptoccocus mutans. Karies gigi banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangat erat kaitannya dengan kontrol plak.
Kontrol plak yang paling sederhana yang dapat kita lakukan di rumah adalah dengan cara menyikat gigi. Apabila tidak ditangani segera, penyakit ini lama kelamaan dapat menimbulkan nyeri, rasa sakit, dan kehilangan gigi bahkan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang yang jika tidak ditangani akan menyebabkan nyeri, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Terdapat beberapa hal yang mendukung terjadinya karies gigi, yaitu permukaan gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
Anatomi gigi juga berpengaruh dalam pembentukan karies. Celah dan alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip makanan.
Penyebab Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor penyebab karies adalah host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak), substrat (karbohidrat) dan ditambah faktor waktu). Selain itu, faktor predisposisi lain yang turut berkontribusi terhadap keparahan karies antara lain pengalaman karies, sosial ekonomi, usia, jenis kelamin, geografis, dan perilaku terhadap kesehatan gigi. Oleh sebab itu karies ini terjadi karena adanya aktivitas mikroba dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasikan.
Demineralisasi yang terjadi di jaringan keras gigi ini kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Invasi bakteri, kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Rasa nyeri tersebut dapat bertambah akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, bersuhu panas ataupun dingin.
Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut agar Terhindar dari Karies Gigi
Beberapa tindakan pencegahan yang dapatdilakukan antara lain adalah menjaga kebersihanmulut, pendidikan kesehatan gigi, diet dankonsumsi gula, penggunaan fluor, dan mengetahuistatus kesehatan gigi dan mulut, yaitu :
- Menjaga Kebersihan Mulut
Penyikatan gigi, penggunaan benang gigi (flossing), dan tindakan profilaksis professional disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan dan metode penyikatan gigi harus lebih ditekankan agar setiap orang mampu membersihkan seluruh giginya. Setiap individu sebaiknya menyikat gigi dua kali sehari segera sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam dengan pasta gigi yang mengandung fluor. Pemakaian benang gigi juga diperlukan untuk membersihkan daerah celah (interdental) gigi. Tindakan profilaksis profesional seperti skeling danroot planning dilakukan oleh dokter gigi.
2. Pendidikan Kesehatan Gigi
Pendidikan Kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Dalam hubungannya dengan perilaku hidup sehat itu penting karena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pendidikan kesehatan gigi tentang kebersihan mulut, diet,konsumsi gula, dan kunjungan berkala ke doktergigi lebih ditekankan pada anak yang berisiko tinggi terhadap penyakit gigi seperti karies dan penyakit periodontal. Informasi ini sebaiknya bersifat individual dan dilakukan secara terus menerus serta harus menimbulkan motivasi dantanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan mulutnya.
3. Diet dan Konsumsi Gula
Tindakan pencegahan karies gigi lebihmenekankan ke anak pengurangan konsumsi danpengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan caramemberikan nasehat tentang diet yang baik dandiet bahan pengganti gula. Diet yang dianjurkanadalah memakan makanan yang cukup jumlahprotein dan fosfat yang dapat menambah sifatbasa dari saliva, memperbanyak makan sayurandan buah-buahan yang berserat dan berair yangbersifat membersihkan dan merangsang sekresisaliva, menghindari makanan yang manis danlengket, membatasi frekuensi makan menjadi tigakali sehari serta menekan keinginan untuk makandi antara jam makan.
4. Penggunaan Fluor
Penggunaan fluor dapat dilakukan melalui fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluor, tablet fluor serta topikal aplikasi fluor. Fluoridasi air minum merupakan cara yang paling efektif untuk menurunkan masalah karies di masyarakat secara umum. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Topikal aplikasi fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor, dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Topikal aplikasi fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai risiko karies tinggi.
Referensi :
Pintauli, S. 2010. Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Abadi, N. Y. W. P., & Suparno, S. 2019. Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
Afiati, R., Adhani, R., Ramadhani, K., & Diana, S. 2017. Hubungan Perilaku Ibu tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Anak Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, dan Status Sosial Di TK ABA 1 Banjarmasin Kajian di Puskesmas Kota Banjarmasin Bulan September-Oktober 2014. Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi.
Eddy, F. N. A. E., & Mutiara, H. 2015. Peranan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Majority.