HAYUKABOGOR.COM – Mendengar nama daerah Jasinga, mungkin sebagian orang yang tinggal di luar daerah Bogor begitu asing mendengar daerah bernama Jasinga. Tapi siapa sangka ? Bahwa jasinga memiliki budaya dan ada yang sangat menarik untuk diulik.
Jasinga terletak di Kabupaten Bogor bagian barat, orang tua jaman dulu mengatakan bahwa Jasinga adalah Bogor-Banten karena memang daerah ini berdekatan dengan perbatasan Bogor dan Provinsi Banten. Saat ini Jasinga meliputi daerah Cigudeg, Nanggung, Tenjo, Parung Panjang, dan Jasinga sebagai titik pusatnya.
Inilah Asal usul nama Jasinga
terdapat beberapa versi ada yang mengatakan Nama Jasinga berasal dari seekor singa yang melegenda yang menjelma jadi manusia dan sebagian juga ada yang mengatakan bahwa nama tersebut diambil dari Raja Tarumanegara 1 bernama Jayasinghapura. Karena identik dengan nama “singa” Jasinga pun memiliki budaya beranama singa depa.
Singa depa biasanya dilaksanakan pada saat perkawinan dan sunatan, caranya dengan mengarak pengantin dan orang yang akan disunat. Selain singa depa ada juga budaya bernama angklung gubrag hanya saja saat ini terancam punah karena jarang sekali anak muda yang mau meneruskan budaya angklung gubrag ini. Melihat dari segi bahasa orang Jasinga masih menggunakan bahasa sunda namun gaya bicaranya hampir mirip dengan orang Banten hal ini disebabkan karena wilayah ini berdekatan dengan provinsi Banten.
Jasinga juga memiliki seni pencak silat
Pencak silat bernama Dina Saruyu, pencak silat ini banyak diminati oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja , hingga dewasa. Khusus anak-anak mereka diberi ilmu silat secara intensif agar ketika dewasa mereka memiliki mental dan ilmu spiritual yang baik. Salah satu narasumber saya bernama bapak Siswara (38) juga menyarankan anak-anaknya untuk mengikuti seni beladiri ini.
Ada Angklung Gubrak budaya Jasinga yang hampir punah!
Untuk budaya tradisional yang agamis Jasinga memiliki tradisi bernama “Dondang”. Dondang ini adalah tradisi membuat kubah besar lalu diletakkan makanan tradisional khas Jasinga. Tradisi ini dilaksanakan pada saat Maulid nabi dan tahun baru islam, biasanya dondang ini diangkat oleh empat orang dewasa dan berkeliling desa. Bagi keluarga yang memiliki anak bayi mereka membawa anaknya untuk dicukur rambutnya pada tradisi ini.
Tidak seperti di kota-kota besar yang mayoritas anak mudanya enggan melestarikan budaya tradisional. Seandainya seluruh pemuda Indonesi mau melestarikan budaya dan tradisi lokal bukan tidak mungkin kita akan disegani oleh negara-negara barat.
Karena banyak budaya kita yang menarik wisatawan sampai-sampai negara tetangga sering mengklaim budaya Indonesia.
Seharusnya hal ini bisa menjadi pemicu semangat seluruh pemuda kita untuk selalu berpartisipasi dalam melestarikan kearifan lokal. Itulah sejarah singkat bisa terbentuknya Daerah Jasinga Bogor Barat, bagi warga Jasinga yuk kita lestarikan budaya ini dengan Erat agar bisa berkembang terus sampai kapanpun.