Pengamat Sebut Bayu-Musya Bisa Kejar Rudy-Ade Jika Koalisi Gemuk Jalannya Lambat

oleh
Pasangan Calon Bupati Bogor dan Wakil Bupati Bogor nomor urut 2, Bayu Syahjohan-Musyafaur Rahman.
banner 468x60

HAYUKABOGOR.COM – Pengamat Politik Universitas Djuanda, Gotfridus Goris Seran menyampaikan bahwa pasangan calon Bupati-Wakil Bupati nomor urut 2, Bayu Syahjohan – Musyafaur Rahman sangat memungkinkan mengalahkan pasangan nomor urut 1 Rudy Susmanto – Ade Ruhandi alias Jaro Ade.

Seran menyampaikan, koalisi Gemuk pendukung Rudy-Ade terlihat pasif dalam turun ke lapangan mensosialisasikan calon Bupati-Wakil mereka.

“Di masa kampanye Pilkada Bogor, pasif koalisi Rudy-Jaro cukup terlihat dengan turunnya Rudy Susmanto tanpa orang partai di luar Gerindra. Dalam kampanye, Rudy menyambangi sendiri kelompok hingga perorangan,” kata Seran, Rabu 2 Oktober 2024.

Hal itu disebabkan karena gemuknya koalisi partai pengusung pasangan nomor urut satu itu. Sehingga, ia menilai, semakin gemuk koalisi, maka semakin “malas” partai-partai pendukung untuk bekerja.

“Dari 18 parpol peserta pemilu, Rudy-Ade didukung oleh 17 mitra partai koalisi. Dari jumlah ini, Koalisi Rudy-Ade sangat gemuk. Karena sangat gemuk, maka geraknya jadi lambat. Saya sering menyebut koalisi sangat gemuk ini dengan koalisi kerumunan: pragmatis, ramai sesaat, tanpa fokus pada tujuan apa yang mau dicapai dari jumlah mitra koalisi sebanyak itu,” papar dia.

Mestinya, kata dia, koalisi Gemuk itu menghidupkan mesin partai mitra koalisi sebagai kekuatan yang meng-cover semua wilayah Kabupaten Bogor. Rudy-Ade, kata dia, mesti memetakan basis kekuatan masing-masing mitra koalisi.

“Di sinilah Rudy-Ade mengefektifkan koalisi gemuk tersebut sebagai insentif elektoral dalam pilkada Bogor. Banyaknya mitra koalisi (17 parpol) ada kaitan dengan besarnya dukungan elektoral dari konstituen masing-masing partai, yang kemudian berkontribusi pada ceruk suara pemilih untuk memenangkan pilkada,” jelas dia.

Namun, konsep itu belum berjalan dengan baik karena masih banyak partai pendukung yang “tidak bekerja” untuk memenangkan pasangan Rudy-Ade.

Kondisi tersebut, kata Seran, memungkinkan untuk pasangan Bayu-Musya mengambil kesempatan dan turun ke lapangan secara intensif. Terlebih, Rudy Susmanto tidak sering melakukan kunjungan dengan mengumpulkan orang banyak tidak seperti Bayu-Musya.

“Paslon Bayu-Musya terus melakukan kampanye-kampanye politik dengan jumlah massa yang tidak sedikit. Dengan kampanye seperti itu, Bayu-Musya bisa mengejar Rudy-Ade untuk menggaet hati pemilih,” papar dia.

“Ibaratnya Banteng mesti agresif, intensif dan massif menyeruduk ke kantong-kantong konstituen kompetitor Rudy-Ade. Ada harapan Bayu-Musya untuk mengimbangi Rudy-Ade,” lanjutnya.

Selain itu, kata dia, ada dua faktor lain yang ikut mempengaruhi paslon dalam meraup dukungan elektoral dalam pilkada Bogor 2024, yaitu figur paslon (candidate-oriented) dan persepsi pemilih terhadap partai.

“Dari sisi figur paslon, membandingkan dua paslon yang berkontestasi dalam pilkada Bogor 2024, publik mempersepsikan paslon Rudy-Ade lebih populer dan berpotensi terpilih (elektabilitas) ketimbang paslon Bayu-Musya,” jelas dia.

Kemudian, dari sisi partai pengusung paslon yang ikut dalam pemilu, ada kecenderungan PDIP yang mengusung Bayu-Musya menurun. Sementara Gerindra yang memotori mengusung Rudy-Ade meningkat.

“Fluktuasi kekuatan partai ini akan berdampak terhadap persepsi publik dalam memberikan suaranya untuk paslon,” tutup dia.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *